Yuk Mengenal 5 Masalah Pokok Manusia menurut C. Kluckkhohn
Kharisma Ayu Mutiara Dewi
19310410070
Artikel
ini dibuat untuk memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar
Prodi
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu Dr. Arndati Shinta/Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc
Didalam
suatu kebudayaan terkandung nilai-nilai dan norma sosial. Nilai merupakan
ukuran sikap dan perasaan seseorang atau kelompok yang berhubungan keasaan baik
maupun buruk, benar dan salah, atau suka dan tidak suka terhadap suatu obyek
baik material maupun non maerial. Sedangkan norma didefinisikan oleh Alvin L.
Bertrans sebagai suatu standard-standard tingkah laku yang terdapat di dalam
semua masyarakat. Norma lebih banyak penekannya sebagai peraturan-peraturan
yang selalu disertai oleh sanksi-sanksi yang merupakan faktor pendorong bagi
individu atau kelompok masyarakat untuk mencapai ukuran nilai sosial. Dimasyarakat
norma lebih dikenal dengan bentuk bentuk kebiasaan, tata kelakuan, dan adat
istiadat atau hukum adat.
Klukhohn
mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisir, mempengaruhi
tingkah laku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan
manusia dengan sesamanya, dan tentang hal-hal yang diingini yang mungkin
bertalian dengan hubungan antara orang dengan lingkungan dan sesama manusia
(dalam Usman Pelly & Asih Menanti, 1997). Sama halnya dengan Koentjaraningrat
(1981:25) mengemukakan suatu sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi,
yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal
yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu, suatu sistem
nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan
manusia.
Kerangka
yang pertama dikemukakan oleh seorang ahli antropologi C. Kluckhohn. Menurutnya
semua sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, sebenarnya mengatur
5 (lima) masalah pokok dalam kehidupan manusia. Kelima masalah pokok tersebut
adalah:
1.
Masalah hakekat dari hidup manusia
(selanjutnya disingkat MH);
Ada
kebudayaan yang menganggap atau memandang bahwa hidup itu buruk dan patut untuk
dihindari. Ada juga yang menganggap bahwa hidup itu baik. Selain itu ada juga
yang menganggap hidup itu buruk, tetapi manusia atau individu wajib untuk
berusaha agar hidup menjadi lebih baik.
2.
Masalah hakekat dari karya manusia
(selanjutnya disingkat MK);
Ada
kebudayaan yang menganggap bahwa karya dapat membiayai hidup atau menafkai
hidup. Ada juga bahwa karya hanya untuk kedukan dan kehormatan untuk diapresiasi
dan di hormati oleh masyarakat. Selain itu ada juga yang menganggap karya yang
dibuat hanya suatu kegiatan untuk menambah suatu karya baru lagi.
3.
Masalah hakekat dari kedudukan manusia
dalam rung dan waktu (selanjutnya disingkat MW);
Ada
kebudayaan yang memandang penting hidup manusia itu masa yang lampau, ada juga
kebudayaan yang memandang penting hidup manusia itu masa kini. Ada juga
kebudayaan yang memandang penting ke masa depan.
4.
Masalah hakekat dari hubungan manusia
dengan alam sekitarnya (selanjutnya disingkat MA);
Ada
kebudayaan yang menganggap bahwa manusia hanya dapat atau harus tunduk pada
kekuasaan alam yang dahyat. Ada juga yang menganggap bahwa manusia harus
berusaha mencari keselarasan hidup dengan alam. Ada juga kebudayaan yang
menganggap bahwa alam yang harus tunduk dengan manusia atau dalam arti manusia
harus menguasai alam.
5.
Masalah hakekat dari hubungan manusia
dengan sesamanya (selanjutnya disingkat MM).
Ada
sebuah kebudayaan bahwa yang harus mementingkan hubungan vertikal terhadap
sesama seperti atasan, tokoh-tokoh berpangkat atau petinggi. Ada juga
kebudayaan yang lebih mementingkan hubungan antara manusia dengan manusia
lainnya dalam hubungan yang horizontal, artinya lebih mengutamakan hubungan
yang saling bekerja sama atau gotong royong dengan sesamanya. Ada juga
kebudayaan-kebudayaan lain yang menganggap bahwa hidup manusia itu tidak perlu
tergantung dengan manusia lain, kebudayaan-kebudayaan seperti ini, sangat mementingkan
individualisme , sangat menilai tinggi anggapan bahwa manusia harus mampu
berdiri sendiri dan untuk mencapai tujuannya, berusaha melakukannya sendiri dan
jika memerlukan bantuan, sedikit mungkin memerlukan bantuan orang lain.
Jadi
menurut Kluckhohn 5 masalah dasar hidup inilah yang dapat menentukan orientasi
nilai budaya manusia. Dan manusia dapat memilih untuk mengambil orientasi yang
mana sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Atau memilih dengan
keyakinan sendiri.
Daftar Pustaka:
Anak
Agung Gede Oka Parwata, etc. 2016. MEMAHAMI
HUKUM DAN KEBUDAYAAN. Pustaka Ekspresi: Jln Diwang Dangin No 54 Banjar
Lodalang Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali
Komentar
Posting Komentar